Rabu, 20 April 2011

Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI

Oleh: Agustian Piliang, S.Kom

I.                   Prolog
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berstatus Sebagai organisasi Mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi Kader dan berperan sebagai organisasi Perjuangan, tidak akan pernah lepas dari pergulatan pemikiran akademis, penciptaan kaderisasi dan selalu konsisten pada garis perjuangan.
Dalam menjawab berbagai persoalan ummat Islam dan bangsa ini, serta tantangan masa depan bangsa Indonesia, HMI sebagai organisasi tak pernah absen dalam mengambil peranannya. Terkadang dalam memaksimalkan peranan tersebut HMI selalu dihadapkan pada ambiguitas, absurd dan terkadang abu-abu dalam bersikap. Tarik menarik kepentingan telah memporak-porandakan Independensi HMI yang selalu diagung-agungkan. Suara keras pun kembali bergema dari berbagai lapisan kader, HMI harus kembali kepada Khittah.
Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) yang selalu menjadi energi perjuangan setiap kader-kader HMI pun semakin sulit dipahami. Padahal NDP menjadi mata kuliah wajib kader HMI dalam tiap jenjang perkaderan formal, tapi realitas objektif terjadi, hanya segilintir saja kader HMI yang paham akan NDP dan sedikit dari segelintir itu yang mencoba menerapkan dalam kehidupan real.
Dalam setiap penyelenggaraan Latihan Kader I (Basic Training) HMI, sangat sulit mencari narasumber NDP, bahkan instruktur yang mengelola training pun tolak-menolak bahkan kalaupun mau sudah merasa terpaksa untuk memimpin materi pembelajaran NDP, kenapa NDP begitu berat dan menjadi momok??? Ada apa dengan NDP???
           
HMI berperan sebagai organisasi perjuangan
Siapa yang menjadi pejuang?, Apa yang diperjuangkan? Nilai-nilai apa yang melandasai perjuangan itu? Kenapa kita harus berjuang? Apa hasil Perjuangan?, dan apa tujuan perjuangan?
Pertanyaan-pertanyaan yang harus dpahami dan dijawab secara subtansial oleh setiap yang mengaku kader HMI. Mengutip tulisan A. Dahlan Ranuwihardjo dalam bukunya “Pejuang Paripurna” sebuah teori The Art of War dari Tsun Zu yang ditulis oleh pak de (Panggilan akrab A. Dahlan Ranuwihardjo) “jika garis perjuangan tidak jelas, dan masa anggota tidak mentaati, maka para pimpinanlah yang bertanggungjawab. Tapi jika garis perjuangan jelas dan masa anggota tidak mentaati maka para Kader lah yang bertanggungjawab”.
Coba kita amati, adakah yang tidak jelas dalam garis perjuangan HMI???, jika ternyata tidak jelas maka setiap pimpinan HMI dari PB hingga Komisariat harus bertanggung jawab, tapi jika garis perjuangan jelas dan tegas maka para Kader HMI lah yang harus bertanggungjawab.

Apa garis perjuangan HMI itu?
Tauhid (memurnikan ke Maha Esa an Allah SWT) tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, itulah hakikat garis perjuangan HMI. Menyelaraskan antara rencana kita (manusia) dengan rencana Tuhan sebagai pencipta manusia. Jika rencana kita (manusia) telah sama dengan apa yang direncanakan Tuhan terhadap kita (manusia) telah sama, sudah dipastikan hasilnya sama.
Bersambung....